Rabu, 11 Agustus 2010

Saya Ingin Sepertinya

Gue sangat mengidolakan Andrea Hirata dalam hal tulis-menulis.

Awalnya gue kenal karya dia pas namanya pertama kali muncul di acara Kick Andy lewat novel pertamanya, Laskar Pelangi. Novelnya itu katanya memuat banyak orang termotivasi dan sebagainya. Bagaikan emang ditakdirkan, beberapa hari kemudian di sekolah gue dapat tugas bikin resensi novel, dan ngeloyorlah gue ke perpus dan gue lihat novel itu (sepertinya masih baru dibeli tuh sama pihak perpus). Singkat kata akhirnya gue  sukses meresensi novel tersebut dan dapet nilai yang cukup tinggi (ehem).

Nagih dengan ceritanya, gue pun berburu novel keduanya, Sang Pemimpi. Due lupa deh dulu minjem sama siapa. Isinya bagus, sangat bagus malah. Makin nagih, gue kembali nyari-nyari novel ketiganya. Gue cari-cari siapa yang punya, ga dapet juga. Gue berpikir, mungkin ini saatnya gue beli kali ya.. Akhirnya kebeli deh novel ketiganya sekaligus novel pertama karya Andrea Hirata yang gue punya, judulnya Edensor.
Gue ngiler-ngiler ampe kebawa mimpi tuh baca Edensor, ceritanya si Ikal (Andrea Hirata) merantau ke luar negeri untuk meraih S2 di Perancis, dapat beasiswa pula, plus keliling Eropa dan sebagian Afrika ! mmhh.., mudah-mudahan perantauan gue di medan ini adalah langkah awal ke luar negeri, Amin. Yeah.

Novel keempatnya itu judulnya Maryamah Karpov, dan gue minjem (lagi). Abisnya tebel banget, pasti mahal kann.

Nah, baru-baru ini gue baru beli tuh, novel terbarunya. Dwilogi. Judul pertama Padang Bulan dan yang kedua Cinta di Dalam Gelas. Tampilannya lucuuu, jadi dwiloginya tuh bener-bener dua novel dijadiin satu. Dan alhasil harganya pun mahal. Gue beli di Medan seharga Rp 76.000, beda seribu sama di Jakarta :(

Gue kembali merasakan lagi deh passion (cieleh) si Ikal ini. Kemampuannya dia menulis tuh keren parah. Ga kebayang deh dia nyambung-nyambungin ceritanya sama karya-karya sebelumnya ini (mengingat kali ini novelnya hanya Based on True Story). di cerita Padang Bulan dia nyeritain Enong, cewek pendulang timah pertama yang pernah ada, dan ternyata dialah si Maryamah, tokoh yang jadi judul di novel keempatnya. Tapi anehnya kenapa kemampuan main biolanya si Maryamah ini kurang diekspos ya ? mmh..entahlah.
Judul Kedua, Cinta di Dalam Gelas, masih nyambung juga tentang di Enong, Ikal, dan teori-teorinya terhadap kopi, di mana segelas kopi tuh ternyata banyak filosofinya, haahaha.. bahasanya Andrea Hirata kalo ngebahas kopi bikin gue senyum-senyum sendiri. Love it, bang Ikal !
Di dwilogi kali ini diceritain juga tentang kisah Ikal dan A Ling. haah..ini tuh bagian hidup si Andrea Hirata yang paling bikin gue penasaran. Mana di akhir novelnya ini cerita tentang mereka masih ngambang lagi, ahhhh.
Intinya, gue makin mengagumi karya-karya beliau. Duh, can't wait for his next novel. Pasti gue beli kok, Ikal :D


Senin, 09 Agustus 2010

Hey, i'm newbie here !

Perkenalkan nama saya Meity *formal bener kayaknya*

Ini post perdana gue di blog ini, blog gue sendiri. Setelah melanglang buana baca-bacain blog orang, jadi tau sifat-sifat orang tersebut, akhirnya tergerak juga gue untuk ikutan bikin blog. Ga seperti kata gue kepada seorang kakak senior kalo gue akan bikin bog saat hari Kebangkitan Nasional tahun 2011, tiba-tiba wussshhh, angin penulis gadungan pun berhembus.

Tinggalkan latar belakang gue membuat blog, sekarang menuju latar belakang kehidupan gue. Gue adalah seorang mahasiswi Fakultas Farmasi di Universitas Sumatera Utara. Mmmhh.. anak Medan kok ngomong "gue-elo" ? Ya, saya adalah anak Jakarta yang merantau ke Medan untuk mengais seonggok ilmu, berusaha mengumpulkannya menjadi gunung ilmu gue sendiri.

Ngomongin Farmasi, gue selalu teringat pertama kalinya gue berkeinginan masuk Farmasi.
Suatu hari, yang gue akan selalu inget itu hari Sabtu, saat gue masuk duduk di kelas XI, seperti biasa sore-sore gue les di Sal*mb* Gro*p, pas gue dateng belom ujan tuh, dan herannya pas nyampe, hujan turun dengan menggilanya (dan pada akhirnya tempat les gue itu emang kebanjiran).
Akhir kata gue pun serasa les privat sama kakak tentornya (face to face karena emang cuma berdua). Dalam hati, “huahhahahaha, kasian banget temen-temen gue yang ngefans sama kakak itu ga mendapat kesempatan langka kayak gue”
Dua jam digodok oleh soal-soal kimia tentang kesetimbangan reaksi dan gue selalu bisa ngerjain bikin si kakak mahasiswa Kimia Universitas Ind*nesia penasaran pengen tau gue mau lanjut ke mana setelah sma. Berikut adalah wawancaranya :

Si kakak (asli, gue lupa namanya)à K : Kamu nanti mau lanjut ke mana emangnya ?
Gue à G : (dengan muka inocent) ga tau kak, apa dong kak ??
K : wah, kalo kamu sih kan pendiem ya, cocoknya di farmasi aja.
G : Itu ngapain kak ?
K : Ya di lab gitu, banyak kimianya.

Singkat kata, gue pun akhirnya bercita-cita masuk farmasi.
And here i am.